REVIEW
1
Dampak
Kebijakan Energi Terhadap Perekonomian Di Indonesia : Model Komputasi
Keseimbangan Umum
Oleh:
Agus
Sugiyono
(Pendahuluan
dan Abstraksi)
Nama: Fenita
NPM : 22211809
Kelas: 2EB09
Abstract
Energy
has very important role in national economic development of Indonesia. As the increasing
of national economic, the energy demand is also increasing. To fulfill the
demand, the energy resources both fossil energy (oil, gas, and coal) and
renewable energy (hydropower and geothermal) resources needs to be developed. However,
the resource of fossil energy especially oil is going to limited, therefore,
energy policy for oil diversification needs to be implemented. In the energy
policy, utilization of alternative energy such as renewable energy is also need
to be implemented. In the development of energy alternative, CGE model can be
used for evaluating the impacts of energy diversification on the economic
development. The model was developed based on Hosoe model by considering energy
sector that added by recursived dynamic mechanism. Capital and labour growth is
considered in the dynamic mechanism. The research uses Indonesian Social
Accounting Matrix (SAM) for model calibration. Some sector in the SAM have been
modified by conducting sector aggregated and disaggregated that suitable to the
research objected.
1.
Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang
Energi
sangat penting peranannya dalam perekonomian Indonesia, baik sebagai bahan
bakar untuk proses industrialisasi dan sebagai bahan baku untuk proses produksi
maupun sebagai komoditas ekspor yang merupakan sumber devisa negara. Mengingat
pentingnya peran tersebut maka proses pembangunan tidak dapat dipisahkan dengan
pengembangan sektor energi. Permintaan energi terus meningkat seiring dengan
pertumbuhan ekonomi. Untuk memenuhi permintaan energi perlu dikembangkan sumber
daya energi, baik yang berupa energi fosil yang tidak dapat diperbarui (minyak
bumi, gas ∗
Kandidat doktor pada Program Studi Ilmu Ekonomi FEB UGM dan peneliti madya
bidang
teknik interdisiplin, BPPT Kolokium Nasional Program Doktor 2009 bumi, dan
batubara) maupun energi yang dapat diperbarui (energi air dan energi panas
bumi). Mengingat sumber daya energi fosil di Indonesia, terutama minyak bumi
sudah terbatas (Pangestu 1996, Prawiraatmadja 1997, dan Sari 2002:8-9) maka
perlu melakukan penghematan dan pengoptimalkan penggunaannya. Pemerintah dalam
rangka mengoptimumkan penggunaan sumber daya energi telah mengeluarkan
kebijakan umum bidang energi yang meliputi kebijakan diversifikasi,
intensifikasi, konservasi, harga energi, dan lingkungan (Bakoren 1998).
Kebijakan ini terus mengalami perbaikan sesuai dengan kondisi saat ini.
Kebijakan Energi Nasional (KEN) merupakan kebijakan umum bidang energi yang
dikeluarkan oleh pemerintah pada tahun 2004. KEN diharapkan dapat menjadi
kebijakan terpadu untuk mendukung pembangunan nasional berkelanjutan (DESDM
2004:1-2). Sejak awal tahun 1980 kebijakan diversifikasi energi sudah
dicanangkan dengan strategi pengurangan penggunaan minyak dan menetapkan
batubara sebagai bahan bakar utama pembangkit listrik. Kebijakan diversifikasi
ini bertujuan untuk mengurangi laju pengurasan sumber energi minyak bumi, mengoptimalkan
nilai tambah produksi dan pemanfaatan energi, meningkatkan keamanan dan menjaga
kesinambungan pasokan energi, dan mendorong penggunaan sumber energi
terbarukan. Salah satu kebijakan pemerintah dalam kaitannya dengan pengembangan
energi terbarukan adalah Peraturan Presiden No.5 tahun 2006 tentang Kebijakan
Energi Nasional. KEN ini bertujuan untuk mengarahkan upaya-upaya dalam
mewujudkan keamanan pasokan energi dalam negeri. Adapun sasaran dari KEN
adalah:
•
Tecapainya elastisitas energi yang lebih kecil dari satu pada tahun 2025.
•
Terwujudnya energi primer mix yang optimal pada tahun 2025, yaitu
peranan
masing-masing jenis energi terhadap konsumsi energi nasional:
o
minyak bumi menjadi kurang dari 20%,
o
gas bumi menjadi lebih dari 30%,
o
batubara menjadi lebih dari 33%,
o
bahan bakar nabati (biofuel) menjadi lebih dari 5%,
o
panas bumi menjadi lebih dari 5%,
o
energi baru dan terbarukan lainnya, khususnya biomasa, nuklir, tenaga air,
tenaga surya, dan tenaga angin menjadi lebih dari 5%,
o
batubara yang dicairkan (liquefied coal) menjadi lebih dari 2%.
Disamping
itu pemerintah melalui Tim Nasional Pengembangan Bahan Bakar Nabati pada tahun
2007 mengeluarkan blueprint pengembangan bahan bakar nabati (BBN) dan ditindaklanjuti
dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 23 tahun 2008
tentang mandatori pemakaian BBN. Chongpeerapien (1991) mengemukakan bahwa
banyak kebijakan energi yang kurang berhasil. Kebijakan dapat terlaksana dengan
baik bila ada institusi yang inovatif dan didukung oleh peran swasta, peneliti,
dan kalangan akademi (Fee 1991). Kebijakan juga perlu dianalisis dampaknya
supaya tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Model komputasi
keseimbangan umum (CGE – Computable General Equilibrium) merupakan salah satu
alat untuk analisis empiris maupun mengevaluasi kebijakan (Yang 1999) dan telah
banyak digunakan baik di negara maju maupun negara berkembang (Devarajan dan Robinson
2002). Model CGE juga telah digunakan untuk mengevaluasi kebijakan lingkungan
dengan lingkup regional (Saveyn dan Van Regemorter
2007).
1.2.
Permasalahan
Keterbatasan
sumber daya energi terutama minyak bumi saat ini mendapat perhatian yang
serius. Salah satu langkah pemerintah untuk mengatasi hal tersebut adalah
tertuang dalam KEN yaitu kebijkan diversifikasi energi. Pemerintah akan
mengurangi pangsa penggunaan minyak bumi dan meningkatkan pangsa penggunaan
batubara dan gas bumi yang cadangannya relatif lebih banyak serta meningkatkan
pangsa penggunaan energi terbarukan
(energi
air, energi panas bumi, biomas, energi surya dan energi angin) karena potensinya
melimpah dan termasuk energi bersih. Batubara merupakan salah satu alternatif
untuk substitusi minyak bumi yang telah banyak dilakukan dan sedang
ditingkatkan penggunaannya. Untuk dapat memanfaatkan batubara sebagai bahan
bakar harus melewati proses yang panjang mulai dari tambang, pengangkutan
sampai ke pengguna akhir (Malyan
1992).
Disamping itu diperlukan juga perencanaan yang matang dan terpadu. Kendala yang
dihadapi untuk memanfatkan batubara secara besar-besaran sangat banyak, antara
lain yaitu: batubara berbentuk padat sehingga sulit dalam penanganannya, banyak
mengandung unsur sulfur dan nitrogen yang bisa menimbulkan polusi bila dibakar,
dan adanya kandungan unsur karbon yang secara alamiah bila dibakar akan
menghasilkan gas rumah kaca. Untuk Kolokium Nasional Program Doktor 2009
mengurangi
dampak pemanfaatan batubara tersebut dapat digunakan teknologi batubara bersih,
diantaranya adalah menggunakan peralatan penyaring emisi (Sugiyono 2000),
gasifikasi batubara (Panaka 1992), dan pencairan batubara (Artanto dan
Yusnitati 2000). Penggunaan gas bumi untuk bahan bakar industri dan pembangkit
listrik terus mengalami peningkatan. Gas bumi mempunyai karakteristik yang lebih
baik dibandingkan dengan minyak bumi khususnya dalam hal dampak terhadap lingkungan.
Energi terbarukan meskipun ramah lingkungan, penggunaan masih sangat terbatas
karena biaya produksinya masih relatif mahal dibandingkan dengan penggunaan
batubara, minyak, dan gas bumi. Sektor energi mulai dari penambangan,
pengangkutan, konversi dan penggunaan akhir untuk rumah tangga, industri maupun
transportasi merupakan penyumbang utama terhadap polusi udara. Bahan-bahan
pencemar utama yang penting adalah karbon dioksida (CO2), karbon monoksida
(CO), partikel, nitrogen oksida (NOX), sulfur dioksida (SO2), hidrokarbon (HC),
dan berbagai bentuk logam berat (Bank Dunia 2003:9, Kleeman 1994:9). Polusi
udara di
beberapa
kota besar sudah mencapai level yang kritis. Mekanisme substitusi energi dapat
dilakukan melalui kebijakan harga energi dan pemberian insentif untuk
pengembangan sumber energi yang masih kurang ekonomis. Substitusi energi yang
akan dianalisis dalam penelitian ini adalah substitusi penggunaan minyak bumi
dengan energi lainnya.
1.3.
Tujuan Penelitian
Penelitian
ini akan menggunakan model CGE untuk menganalisis interaksi antara kebijakan
energi dengan perekonomian. Dengan menggunakan model tersebut akan dianalisis
beberapa skenario kebijakan diversifikasi energi. Penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat, baik secara empiris maupun kebijakan. Sumbangan
empiris ditunjukkan melalui pengembangan model CGE dari model statis menjadi
model dinamis serta melakukan
disagregasi
untuk sektor energi. Sumbangan empiris yang lain adalah adalah memberi gambaran
mengenai kondisi sektor energi dewasa ini serta keterkaitannya dengan
perekonomian. Pembahasan meliputi berbagai kebijakan diversifikasi energi yang
sudah dilakukan dan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan
sektor energi dewasa ini yang perlu diketahui oleh para pengambil keputusan. Penelitian ini akan pengembangan berbagai
skenario kebijakan diversifikasi energi melalui substitusi minyak bumi dengan
bahan bakar lain seperti gas bumi, batubara maupun sumber energi terbarukan
yang lain. Skenario dapat sesuai dengan target kebijakan pemerintah maupun
melakukan
simulasi
yang memberikan dampak yang optimum terhadap perekonomian. Dengan skenario
tersebut diharapkan dapat memberi sumbangan kebijakan yaitu memberikan
rekomendasi untuk menyempurnakan kebijakan diversifikasi energi supaya dapat
tetap mempertahankan pembangunan yang berkelanjutan dalam pengembangan sektor
energi.
\
Tidak ada komentar:
Posting Komentar