REVIEW
3
Dampak
Kebijakan Energi Terhadap Perekonomian Di Indonesia : Model Komputasi Keseimbangan
Umum
Oleh:
Agus
Sugiyono
(Metode
Riset)
Nama: Fenita
NPM : 22211809
Kelas: 2EB09
3. Metoda Riset
Secara umum untuk
pembuatan model CGE mengikuti langkah-langkah seperti pada Gambar 5.
Pertama-tama membuat data set yang konsisten dengan kondisi perekonomian saat
ini. Parameter model diperoleh berdasarkan prosedur kalibrasi sedangkan harga
elastisitas dapat diperoleh berdasarkan studi literatur. Berdasarkan kalibrasi
dilihat konsistensi model dengan keseimbangan dasar (benchmark) dalam
perekonomian. Bila telah sesuai, langkah selanjutkan adalah membuat suatu
skenario dengan kebijakan tertentu atau mengubah besaran parameter sehingga
didapat keseimbangan perekonomian yang baru. Berdasarkan hasil ini dapat
dianalisis pengaruh dari kebijakan atau perubahan salah satu parameter terhadap
keseluruhan sistem perekonomian (lihat Gb. 5). Model yang dikembangkan
mempunyai dua modul yaitu model dasar yang merupakan model CGE statis dan model
dinamik yang memasukkan faktor pertumbuhan pada model CGE statis.
3.1. Model Dasar
Struktur model CGE yang
akan digunakan untuk analisis empiris diperlihatkan pada Gambar 6. Indonesia
diasumsikan sebagai negara kecil dengan perekonomian terbuka. Indonesia adalah
sebagai price taker yang tidak dapat mempengaruhi harga dunia, baik dalam impor
atau ekspornya.
Gambar 5.
Analisis dengan menggunakan model CGE
Gambar
6. Struktur model CGE energi
Dalam aplikasi
pembuatan model, bentuk fungsi seperti Leontief, Cobb- Douglas atau constant
elastisity of substitution (CES) sudah umum digunakan. Setiap fungsi mempunyai
sifat tertentu yang penting dalam menyatakan perilaku ekonomi. Bentuk fungsi
yang dipilih harus cukup luwes sehingga mampu merepresentasikan perilaku
ekonomi seperti yang diharapkan. Model empiris ini merupakan pengembangan dari
model sederhana yang sudah dibahas sebelumnya. Model dikembangkan berdasarkan
Hosoe dkk. (2004:97-133) dengan mempertimbangkan sektor energi. Formulasi
matematik dari model dapat diturunkan seperti di bawah ini.
a. Intermediate
Input
Perusahaan
disamping menggunakan kapital dan tenaga kerja juga menggunakan intermediate
input sebagai faktor produksi. Produksi dibagi menjadi dua tingkat. Pada
tingkat atas gross output domestik merupakan fungsi Leontief dengan variabel
value added dan intermediate input. Pada tingkat bawah fungsi produksi untuk
value added adalah fungsi Cobb-Douglas dengan input kapital dan tenaga kerja.
- Pada tingkat atas:
Dan:
ZPj: keuntungan perusahaan j
Zj: gross output unuk barang j
Xij: intermediate input barang i yang digunakan oleh
perusahaan j
Yj: value added perusahaan j
axij: koefisien minimum yang dibutuhkan intermediate
input j untuk
memproduksi satu unit gross output
ayj: koefisien minimum yang dibutuhkan value added
untuk
menghasilkan satu unit gross output
psj: harga penawaran barang j
pqi: harga barang antara i, dan
pyj: harga value added perusahaan j
Persamaan 2 tidak dapat
diturunkan dan untuk memperoleh kondisi optimal dianggap bahwa perusahaan
bersifat kompetisi dan tidak dapat memperoleh excess profit. Sehingga kondisi
optimal dicapai pada kondisi keuntungan ekonomi nol (zero profit):
Xij = axij Zj
(3)
Yj = ayj Zj
(4)
psj=ayj +Σaxij pqi
(5)
Dan:
YPj: keuntungan perusahaan j pada tingkat bawah
Fhj: faktor produksi yang berupa kapital atau tenaga
kerja
Dengan menggunakan metode Lagrange maka kondisi
optimal dicapai bila memenuhi persamaan di bawah ini.
b. Pemerintah
Pemerintah diasumsikan
hanya mengambil pajak langsung terhadap produksi berdasarkan kuantitas. Pajak
penghasilkan ini digunakan untuk konsumsi publik dan tabungan. Secara
matematik, perilaku ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
dengan:
XGi: konsumsi
publik komoditas i
Tj: pajak
penghasilan untuk komoditas j
τj: tingkat pajak untuk komoditas j dalam
rupiah per unit
SG: tabungan
pemerintah
μi: pangsa pengeluaran untuk komoditas i
(0 ≤ μi ≤
1, Σ μi
=
1)
c. Investasi
Model merupakan model dinamik sehingga investasi
mempunyai peran yang penting. Pada tahun dasar perilaku investasi dinyatakan
dalam persamaan di bawah ini.
d. Keseimbangan Neraca
Pembayaran
Hubungan antara harga
impor dan ekspor baik dalam mata uang rupiah maupun mata uang asing
diperlihatkan pada persamaan di bawah ini.
pei =ε ⋅
pwei
(12)
pm =ε ⋅
pwm
(13)
dengan:
pei:
harga ekspor komoditas i dalam rupiah
pwei:
harga ekspor komoditas i dalam mata uang asing (eksogen)
pmi:
harga impor komoditas i dalam rupiah
pwmi:
harga impor komoditas i dalam mata uang asing (eksogen)
Neraca
pembayaran dalam mata uang asing dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:
e.
Asumsi Armington
Barang
impor, ekspor dan domestik diasumsikan merupakan barang substitusi (asumsi
Armington). Pertama, barang impor dan domestik diagregasi sebagai barang
komposit. Diasumsikan bahwa barang impor merupakan substitusi yang tidak
sempurna terhadap barang domestik. Sehingga perilakunya dapat diturunkan
berdasarkan optimasi berikut ini.
δmi,
dan δdi: paramater pangsa barang komposit i
ηi
: parameter yang berkaitan dengan elastisitas substitusi
σi
: elastisitas substitusi
Dengan
menggunakan manipulasi matematika dapat diperoleh kondisi optimumnya sebagai
berikut:
Kedua,
gross output domestik ditansformasikan menjadi barang impor dan barang
domestik. Diasumsikan juga bahwa barang ekspor dan barang domestik merupakan
barang substitusi yang tidak sempurna. Perilaku ini dapat dinyatakan dalam
persamaan optimasi seperti ini.
f. Market Clearing
Supaya diperoleh
keseimbangan pasar maka harus memenuhi kondisi market clearing sebagai berikut.
g. Macro Closure
Dari penurunan persamaan-persamaan
tersebut di atas diperoleh sistem persamaan simultan. Dalam sistem jumlah
variabel endogen melebihi jumlah persamaan sehingga perlu persamaan penutup
yang disebut macro closure.
3.2. Model Dinamik
Model dasar dibuat
dinamik dengan mekanisme rekursif dinamik yang mempertimbangkan pertumbuhan
kapital dan tenaga kerja. Optimasi dilakukan berdasarkan tahun dasar 2000 dan
kemudian dilakukan optimasi untuk tahun selanjutnya dengan nilai kapital dan
tenaga kerja yang diperbarui seperti pada persamaan (27) dan (28).
Ki,t+1= Ki,t(1-
depr)+ DKi , t
Tidak ada komentar:
Posting Komentar